MENGAPA takut golput? Seakan kita baru saja mengalami mutasi menjadi insan-insan politik modern yang peduli dan mampu membedakan mana praktik-praktik politik rasional yang memperjuangkan kepentingan masyarakat luas dan mana praktik- praktik politik irasional yang hanya memperjuangkan kepentingan-kepentingan pribadi dan kepentingan-kepentingan kelompok yang sempit ketika di dalam kenyataan kita masih "panggah" menjadi insan-insan politik" seperti yang dulu": primitif dan tidak memiliki wawasan kebangsaan yang kuat?
Mengapa mengira suara golongan putih (golput) dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2004 akan bertambah cukup berarti dibandingkan dengan yang terjadi pada pemilu-pemilu yang lalu ketika kita mengetahui benar bahwa kelas menengah Indonesia yang kita harapkan memiliki kemampuan berpikir kritis ternyata terpecah-belah oleh beragam orientasi ideologis dan kepentingan-kepentingan sempit?
…